Judul: Akses Ditutup Tetangga, Langsung Bangun Jembatan Sendiri, Ini Kasus Tetangga Paling Menggemparkan
Harmoni dalam bertetangga seharusnya menjadi fondasi dalam interaksi sosial. Namun, berbagai konflik antar tetangga sering kali terjadi dan mengganggu kedamaian lingkungan. Baru-baru ini, sebuah kasus di Kelurahan Dema’an, Jepara, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik setelah sebuah keluarga terpaksa membangun jembatan senilai Rp 250 juta demi akses ke rumah mereka. Keluarga Sunardi mengalami keadaan darurat saat satu-satunya akses jalan mereka ditutup oleh tetangga yang bernama SP.
Penutupan akses terjadi pada Agustus 2024 dengan alasan SP merasa tidak nyaman jika jalan tersebut dilewati. SP pun berencana menutup tanahnya dengan tembok, sehingga keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain selain membangun jembatan pribadi untuk keluar masuk rumah. Meskipun situasi ini cukup rumit, Joko, menantu Sunardi, menyatakan bahwa mereka tidak ingin memperpanjang konflik dan menerima hak SP untuk menutup akses tersebut.
Kasus serupa juga terjadi di berbagai daerah, menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antar tetangga. Di Oklahoma, Amerika Serikat, seorang wanita bernama Ani Durham ditangkap setelah membakar rumah tetangganya sebagai akibat dari perseteruan yang berkepanjangan. Rekaman CCTV memperlihatkan aksi nekat yang dilakukan Ani, di mana ia melempar benda terbakar ke jendela rumah tetangganya dan bahkan menembakkan senjata ke dalam rumah tersebut.
Di Kudus, Jawa Tengah, seorang warga bernama Sutikah mengalami penutupan akses rumahnya oleh tetangga yang membangun tembok setinggi dua meter. Akibatnya, Sutikah terpaksa meminta maaf kepada tetangga agar jalan masuk ke rumahnya bisa dibuka kembali. Hal serupa dialami oleh seorang wanita di Cisoka, Tangerang, yang terekam melempari rumah tetangganya dengan batu dan kotoran selama dua tahun, yang diduga disebabkan oleh depresi.
Di Jakarta Timur, seorang penghuni rumah terpaksa berjalan miring untuk keluar rumahnya akibat tembok yang dibangun tetangganya. Perselisihan ini berawal dari masalah parkir yang menghalangi akses. Setelah mediasi, kedua pihak akhirnya sepakat untuk membongkar sebagian tembok tersebut.
Kasus lainnya terjadi di Sungai Kambang, Jambi, di mana dua mobil baru disiram air keras oleh tetangga, diduga karena rasa dendam. Penyidik kepolisian kini sedang mencari pelaku yang diduga kabur setelah melakukan aksinya.
Di Surabaya, Jawa Timur, sebuah keluarga terisolasi akibat tembok yang dibangun oleh tetangga di depan rumah mereka. Akses jalan di depan dan samping rumah ditutup, membuat mereka kesulitan untuk beraktivitas. Perselisihan ini diklaim berdasarkan kesepakatan dalam akta jual beli tanah yang seharusnya memberikan akses jalan kepada keluarga tersebut.
Di Tuban, Jawa Timur, seorang warga bernama Nutrisulis membangun tembok setinggi dua meter menutup akses rumah tetangganya, Tina, setelah terlibat cekcok saat acara pernikahan. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana emosi dapat memicu tindakan ekstrem yang merugikan kedua belah pihak.
Serangkaian kasus ini menggambarkan bahwa konflik antara tetangga dapat berujung pada tindakan yang tidak terduga dan merugikan. Dalam setiap kasus, tampak bahwa komunikasi yang buruk dan emosi yang tidak terkelola dengan baik menjadi pemicu utama. Semoga informasi ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua untuk lebih bijak dalam berinteraksi dengan tetangga demi terciptanya lingkungan yang harmonis.