Saya tidak akan pernah melupakan apa yang saya lihat di Burundi, negara yang telah dinyatakan sebagai negara termiskin di dunia hampir setiap tahun selama 62 tahun terakhir. Menurut Bank Dunia, IMF, dan berbagai lembaga resmi lainnya, situasi di Burundi sangat memprihatinkan. Dengan populasi sekitar 12,5 juta orang, banyak hal yang membuat hati ini berat saat melihat realitas kehidupan sehari-hari warganya.
Pendapatan yang Menyedihkan
Di Burundi, pendapatan bulanan rata-rata warga negara yang bekerja hanya sekitar $15. Ini berarti pendapatan tahunan rata-rata warga hanya sekitar $180 AS, yang sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Satu dari setiap tiga warga negara menganggur, menciptakan tantangan besar bagi mereka yang berusaha bertahan hidup.
Demografi yang Mengkhawatirkan
Sekitar 65% populasi Burundi berusia di bawah 25 tahun, dan 45% di antaranya berusia di bawah 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa negara ini memiliki populasi muda yang besar, tetapi tanpa peluang yang memadai untuk pendidikan dan pekerjaan, masa depan mereka terlihat suram.
Akses Terbatas ke Listrik
Hanya 7,6% dari populasi yang memiliki akses ke listrik. Banyak orang di Burundi masih bergantung pada teknologi yang sangat terbatas, yang menghambat perkembangan ekonomi dan sosial. Ketiadaan akses listrik juga memengaruhi pendidikan dan kesehatan, membuat kehidupan sehari-hari semakin sulit.
Ketergantungan pada Pertanian
Sekitar 90% penduduk Burundi bekerja di sektor pertanian. Namun, meskipun bergantung pada pertanian, banyak yang hidup dalam kondisi sangat miskin dan tergantung pada bantuan. Ketidakstabilan cuaca dan kekurangan sumber daya membuat mereka rentan terhadap kemiskinan yang lebih dalam.
Masalah Kesehatan yang Serius
Rata-rata harapan hidup di Burundi hanya 49 tahun, dan satu dari lima anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun akibat malnutrisi. Kesehatan masyarakat di negara ini sangat memprihatinkan, dengan hanya satu dokter untuk setiap 35.000 orang. Dua juta orang di Burundi bahkan belum pernah mengunjungi rumah sakit sepanjang hidup mereka, menunjukkan betapa terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan.
Pengalaman saya di Burundi mengajarkan banyak hal tentang ketahanan dan perjuangan manusia. Meskipun hidup dalam kondisi yang sangat sulit, banyak warga Burundi menunjukkan semangat dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Namun, tantangan besar masih ada, dan dunia perlu lebih memperhatikan keadaan mereka. Saya tidak bisa melupakan apa yang saya lihat, dan saya berharap bahwa suatu hari Burundi akan menemukan jalan menuju kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua warganya.