Dalam dunia demokrasi, pemilihan presiden merupakan momen penting untuk menentukan pemimpin negara. Namun, setiap negara memiliki cara unik dalam melaksanakan pemilihan tersebut.
Salah satu yang paling menarik adalah metode pemungutan suara di Gambia, di mana kelereng digunakan sebagai alat untuk mencoblos. Mari kita telusuri lebih jauh tentang sistem pemilihan ini dan beberapa metode unik lainnya dari berbagai negara.
Sistem Suara Menggunakan Kelereng di Gambia
Sejak tahun 1965, Gambia telah menerapkan sistem pemungutan suara yang tidak biasa dengan menggunakan kelereng. Metode ini dirancang untuk mengakomodasi tingkat buta huruf yang tinggi di negara tersebut. Dalam sistem ini, pemilih akan memilih kandidat dengan memasukkan kelereng ke dalam wadah yang sesuai dengan pilihan mereka. Hal ini membuat proses pemilihan menjadi lebih mudah dipahami bagi masyarakat yang mungkin tidak dapat membaca atau menulis.
Pemilihan Presiden di Prancis
Berbeda dengan Gambia, Prancis menggunakan sistem pemilihan yang lebih konvensional dengan amplop. Pemilih di Prancis memilih kandidat dengan cara memasukkan surat suara ke dalam amplop dan meletakkannya ke dalam kotak suara. Metode ini mencerminkan tradisi pemilihan yang lebih formal dan diatur, memberikan ruang bagi demokrasi yang lebih matang.
Pemilu di Korea Utara
Sementara itu, Korea Utara memiliki cara yang sangat berbeda dalam melaksanakan pemilihan. Setiap lima tahun, pemilih di Korea Utara dapat memberikan suara, tetapi hanya terdapat satu kandidat yang terdaftar di dalam kotak suara. Meskipun tercatat bahwa tingkat partisipasi pemilih mendekati 100%, sistem ini jauh dari konsep pemilihan yang demokratis, karena tidak ada pilihan lain yang tersedia.
Metode pemilihan presiden yang unik di Gambia dengan menggunakan kelereng menunjukkan bagaimana negara dapat beradaptasi dengan kebutuhan masyarakatnya. Setiap negara, dari Prancis hingga Korea Utara, memiliki cara masing-masing dalam melaksanakan pemilihan, mencerminkan budaya dan kondisi sosial yang berbeda. Penting bagi kita untuk menghargai keragaman dalam sistem demokrasi di seluruh dunia dan memahami bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.